watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

5-DIPERKOSA GURUNYA SENDIRI

Seperti biasa pada pagi yang cerah Lhian bersiap
untuk berangkat sekolah. Lhian S, gadis cantik
bertubuh tinggi, sexy dan putih mulus. Gadis
berkacamata ini cukup pintar dan rajin dalam
mengerjakan suatu pekerjaan. Dia dikenal
sebagai gadis nomor satu disekolahnya. Sifatnya
yang tomboy memudahkan para teman prianya
untuk menikmati tubuh Lhian dengan
memandangi payudara, paha, pinggul, ketiak
dan pantatnya yang besar. Karena Lhian sangat
mudah bergaul dengan anak cowok. Tinggi
Lhian sekitar 168 cm, dan beratnya 55 kg.
Lhian memang mempunyai tubuh yang paling
sempurna di sekolahnya. Dengan ukuran bra
36B, ia kadang tidak memakai bra untuk
menyangga susunya ketika bermain dengan
teman-temannya. Para teman cowoknya yang
beruntung saat itu, akan dapat menikmati
pemandangan yang membuat jakun pria naik
turun. Mereka berharap bisa menjamah kantong
susu itu, dan meminum susunya. Meskipun
tidak mengenakan bra, susu Lhian yang hanya
ditutupi kaos terlihat kencang dan tegak. Itu
karena Lhian rajin berolahraga, baik itu push-up,
sit-up, jogging, basket, dll. Sehingga susunya
pun sangat padat dan kenyal. Tapi yang paling
menonjol adalah buah pantatnya yang besar dan
luar biasa montok. Lhian terpilih mempunyai
pantat terindah oleh teman-teman cowoknya.
Disamping itu Lhian selalu memakai rok birunya
yang ketat, pantatnyapun bergantian naik-turun
ketika ia berjalan. Garis celana dalamnya tercetak
jelas di belakang roknya, menandakan betapa
padat dan montoknya pantatnya.
Selama proses belajar mengajar, para guru laki-
laki yang mengajarnya sering memperhatikan
Belahan payudara Lhian yang kadang terlihat
sedikit menyembul keluar, dan roknya yang
tersingkap sehingga pahanya yang putih mulus
terpampang jelas dimata gurunya. Lhian kadang
sengaja membiarkan beberapa bagian tubuhnya
diamati. Lhian mempunyai pinggul yang lebar,
pantat yang sekal dan paha yang besar dan
gempal menggairahkan. bahkan tidak jarang
teman-teman cowok dikelasnya yang nekat
masturbasi dikelas ketika sedang jam pelajaran,
karena tidak tahan melihat paha atau pantat Lhian
didepannya. Lhian sangat bersemangat
disekolahnya. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstra di
sekolahnya seperti pramuka dan paskibraka.
Lhian sekolah di sebuah SMU swasta yang
terkenal dikotanya, sekarang ia kelas 3.
Pagi sekali sekitar pukul 06. 30 dia sudah
menunggu angkutan kota menuju sekolahan
nya, jarak sekolahnya tidak terlalu jauh sekitar 5
km. Apalagi nanti ada upacara. Tiba-tiba ketika
Lhian sedang asyik-asyiknya jalan sendiri sambil
baca buku pelajaran, ada seorang naik mobil
menghampirinya.
“Halo Lhian kok jalan?”, tanya si pengendara
mobil itu yang ternyata adalah Pak Bambang
guru Fisikanya.
“Lho Bapak kok jam segini sudah berangkat?”
tanya Lhian spontan.
“Iya saya habis nginap di tempat saudara,
takutnya telat. Kalo mo ke sekolah, ayo ikut
Bapak saja” ajak Pak Bambang.
Karena Lhian sudah kenal benar dgn yang
namanya Pak Bambang. Akhirnya mau juga
nebeng Pak Bambang. Tapi Lhian nggak tahu
disitulah awal bencana bagi Lhian.
“Dik Lhian nggak keberatan khan kalau kita
mampir dulu ke rumah adik saya, soalnya saya
baru ingat kalau buku laporan saya tertinggal di
sana?” Pak Bambang membuat alasan.
“Iya Pak tapi cepetan yah, biar nggak telat”
Tiba-tiba Pak Bambang mempercepat kecepatan
mobilnya dengan sangat tinggi dan arahnya ke
rumah kosong di pedesaan yang jarang
terjamah orang.
Sesampainya disitu Lhian ditarik dengan paksa
masuk ke dalam rumah kosong dan disitu sudah
ada Pak Wahyu, Pak Joko yang merupakan wali
kelas Lhian yang sudah lama mengamati Lhian
dan nggak ketinggalan kepala sekolah Pak Budi
dan wakil kepala sekolahnya yang namanya Pak
Dono. Mereka semua nampaknya sudah
menunggu semenjak tadi.
“Halo Lhian, sudah ditunggu dari tadi lho?”, seru
salah seorang dari mereka.
“Apa-apaan nih? Apa yang Bapak-Bapak lakukan
disini?”, Lhian mulai kebingungan.
Lhian menjerit karena dia mulai digerayangi.
“******* tua bangka jangan coba-coba sentuh
saya”.
“Diam, kamu pengin lulus nggak? Berani
melawan perintah gurumu yah”, kata Pak Budi
selaku guru Matematika.
Lhian mencoba melawan dengan memukuli dan
menendang gurunya. Tapi Lhian kalah setelah ia
dihantam perutnya oleh Pak Joko guru
olahraganya, dan di gampar pipinya berkali-kali
sampai Lhian kelenger hingga merah dan
bibirnya berdarah. Lhian meringis kesakitan.
“Nah sekarang emut dan hisep ****** saya,
****** Pak Andi, ****** Pak Joko dan Pak Dono
yang kenceng nyedotnya, kalo nggak saya
obrak-abrik rahim kamu biar nggak bisa punya
anak Mau?”,
Karena ketakutan akhirnya Lhian mengulum
****** para gurunya. Lhian menyedot penis
mereka satu-persatu dengan bibirnya yang
merah dan mulutnya yang mungil, sambil
tangannya menggenggam penis para Bapak
guru sambil mengocok-ngocoknya.
“Nah gitu terus yang enak ayo jangan berhenti,
telen pejuhnya biar kamu tambah pinter”, seru
Pak Bambang.
“Mmmphh, slerrpp, mmhh” Dengan terpaksa
Lhian menghisap ******-****** mereka sampe
mereka semua pada orgasme.
“Edan, nih cewek nyepongnya mantep banget
Lhian, lo pasti sudah sering nyepongin ******
temen-temen lo yah? haa, ha, ha, ha”.
Guru Lhian satu persatu menyemburkan sperma
mereka ke dalam mulut Lhian, dan mengalir ke
tenggorokannya. Walaupun Lhian hampir
muntah dia memaksakan untuk menelan pejuh
kelima orang itu. Dia masih tak percaya dioral
oleh gurunya sendiri. Wajah Lhian mulai terlihat
kelenger lagi, sepertinya ia mabuk sperma,
merasakan mual pada perutnya.
Setelah mereka puas memperkosa mulut Lhian
ternyata mereka langsung menelanjangi Lhian.
Pak Dono memegang kedua tangan Lhian, Pak
Budi memelorotkan rok abu-abunya, Pak Joko
merobek pakaian dan kutang Lhian.
“Nih murid teteknya putih banget, gede lagi,
putingnya coklat pasti manis nih Wahh, kenyal
sekali, lembut banget Bapak-Bapak” Pak Joko
mengomentari payudara Lhian, sambil mulai
meremas-remas payudara Lhian.
Dalam sekejap Lhian sudah dalam keadaan tanpa
busana.
“Jangan pak jangan, atau saya akan melapor ke
polisi”, seru Lhian sambil teriak.
“Ooo, coba saja nanti, sekarang sebaiknya kamu
persiapkan diri kamu untuk menerima pelajaran
khusus” Seru Pak Budi sambil menjambak
rambut Lhian.
Lhian sekarang hanya mengenakan celana dalam
putih saja.
Ketika Pak Budi hendak beraksi tiba-tiba Pak
Bambang protes, “karena saya yang dapat perek
ini maka saya duluan yang memperkosanya.”
Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya
tubuh Lhian menjadi tengkurap, kedua
tangannya yang ditarik kebelakang menempel
dipunggung sementara dada dan wajahnya
menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Pak
Bambang itu kini mengusap-usap bagian pantat
Lhian, dirasakan olehnya pantat Lhian yang sekal.
Sesekali tangannya menyabet pantat Lhian
dengan keras, bagai seorang Ibu yang tengah
menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak,
Plak.”.
“Wah sekal sekali pantat kamu Lhian, kenyal, gila
nih Don, paha murid kita satu ini gede amat.
Putihnya ya ampun, banyak bulu-bulu halusnya
lagi di pahanya” ujar Pak Bambang sambil terus
mengusap-usap dan memijit-mijit pantat Lhian
sambil sesekali mencabuti bulu-bulu di paha
Lhian yang putih gempal itu.
Lhian mengaduh kesakitan.
“Bakal mabuk nih kita nikmatin pantat segede
gini, seperti bokong sapi aja.”
“Montoknya, ya ampun, gede, kenyal lagi”
sambil memijat pantat Lhian yang memerah
karena tamparan tangan Pak Bambang.
Pak Dono lalu menjilati dan menggigiti
bongkahan pantat si Lhian.
“Aakhh, *******, keparat, jangan sentuh pantat
gue”, Lhian membentak mereka.
“Plakk” sebuah tamparan sangat keras ke pipi
Lhian.
“Diam kamu, pelacur pengin gue rontokin gigi
putih loe”, Pak Dono balas membentak.
Lhian hanya diam pasrah, sementara
tangisannya mulai terdengar. Tangisnya
terdengar semakin keras ketika tangan kanan Pak
Bambang secara perlahan-lahan mengusap kaki
Lhian mulai dari betis naik terus kebagian paha
lalu mengelus-elus paha mulus putih Lhian dan
akhirnya menyusup masuk kedalam roknya
hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
“Jangan paak, saya mohon, saya masih perawan
pakk”, Lhian teriak ketakutan.
Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan
kanan Pak Bambang, yaitu jari tengahnya
menyusup masuk kecelana dalamnya dan
langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja
hal ini membuat badan Lhian agak menggeliat,
dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari
tengah Pak Bambang tadi langsung menusuk
lobang kemaluan Lhian.
“Egghhmm, oohh, shitt, shitt”, Lhian menjerit
badannya mengejang tatkala jari telunjuk Pak
Bambang masuk kedalam liang kewanitaannya
itu.
Badan Lhian pun langsung menggeliat-geliat
seperti cacing kepanasan, ketika Pak Bambang
memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan
Lhian. Nafas Lhian terengah-engah sambil
mengerang kesakitan.
Dengan tersenyum terus dikorek-koreknyalah
lobang kemaluan Lhian, sementara itu badan
Lhian menggeliat-geliat jadinya, matanya
merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan-
rintihan yang keluar dari mulutnya itu Pak
Bambang menciumi bibir vagina Lhian sambil
sesekali memasukkan lidahnya kedalam liang
vagina Lhian, kepala Pak Bambang menghilang
di bawah selangkangan Lhian sambil kedua
tangannya dari bawah meremas -remas pantat
Lhian. Sementara Pak Dono meremas payudara
kanan Lhian, dan mulutnya mengulum payudara
Lhian satunya lagi.
“Pak Bambang, susu murid kesayanganmu ini
gurih sekali, harum lagi, kualitas nomer satu”.
Pak Dono asyik menyantap payudara Lhian,
yang ranum padat dan kenyal sekali.
“Ehhmmpphh, mmpphh, ouughh, sakii..iit,
paa..ak”.
Lhian terus mengerang kesakitan pada kedua
buah dadanya dan kenikmatan pada
kemaluannya. Setelah beberapa menit lamanya,
kemaluan Lhianpun menjadi basah oleh cairan
kewanitaannya, Pak Bambang kemudian
mencabut jarinya.
Melihat Lhian yang meronta-ronta, Pak Bambang
semakin bernafsu dan dia segera
menghunjamkan penisnya ke dalam vagina
Lhian yang masih perawan. Walaupun vagina
Lhian sudah basah oleh air liur Pak Bambang dan
cairan vagina Lhian yang keluar, namun Pak
Bambang masih merasakan kesulitan saat
memasukkan penisnya, karena vagina Lhian
yang perawan masih sangat sempit. Lhian
hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan
karena keperawanannya yang telah dia jaga
selama ini akan direnggut dengan paksa seperti
itu oleh gurunya sendiri. Lalu dengan
ngacengnya Pak Bambang memasukkan batang
penisnya lagi.
“Auw aduh duh sshh, saakkii..iitt, pakk..
ammpuu..uunn”, terdengar suara dari mulut
Lhian yang terlihat kesakitan.
Dia mulai menangis sambil mendesah
menikmati ****** Pak Bambang yang
mengaduk-aduk liang peranakannya. Terlihat
jelas raut wajah Lhian yang menahan sakit luar
biasa pada selangkangannya.
Lhian sekarang lebih terdengar suara tertahan
ketika penis disodok-sodokkan ke lubang
memeknya.
“Huek, hek, hek aah oohh jangan, uh, duh,
ampunn pakk”, ternyata Lhian telah orgasme.
Sungguh mengasyikan melihat expresi Lhian
yang merem-merem sambil menggigit bibir
bawahnya. Pak Bambang terus menggenjot
memek Lhian. Menit-menitpun berlalu dengan
cepat, masih dengan sekuat tenaga Pak
Bambang terus menggenjot tubuh Lhian,
Lhianpun nampak semakin kepayahan karena
sekian lamanya Pak Bambang menggenjot
tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah
hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah,
matanya mulai setengah tertutup dan hanya
bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu
bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan
rintihan lemah, “Ahh, ahh, oouuhh”.
Lalu Pak Bambang memposisikan tubuh Lhian
menungging. Pantat Lhian sekarang terlihat
kokoh menantang, ditopang paha panjangnya
yang putih dan tegak. Pak Bambang
memasukkan kejantanannya yang berukuran 20
cm lebih itu ke vagina Lhian hingga terbenam
seluruhnya, lalu dia menariknya lagi dan dengan
tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda
panjang itu ke dalam rongga vagina Lhian
hingga membuatnya tersentak kaget dan
kesakitan sampai matanya membelalak disertai
teriakan panjang.
“Aaahh, Stoop, kumohon jangan”.
Kedua tangan Pak Bambang memegang pantat
Lhian, sedangkan pinggulnya bergoyang-
goyang berirama. Sesekali tangan Pak Bambang
mengelus-elus pantat Lhian dan sesekali
meremas payudara Lhian dari belakang.
Beberapa menit kemudian, Pak Bambang
kembali mempercepat goyangan pinggulnya,
kemudian dia menarik kedua tangan Lhian. Jadi
sekarang persis seperti menunggangi kuda
lumping, kedua tangan Lhian dipegang dari
belakang sedangkan pantatnya digoyang
seirama sodokan penis Pak Bambang. Karena
tidak disangga kedua tangannya lagi, kini buah
dada Lhian tergencet di atas tikar tipis sebagai
alas Lhian disetubuhi. Sedangkan wajah Lhian
menghadap keatas dengan mulut menganga
mengerang kesakitan. Melihat keadaan Lhian
seperti itu, pak Bambang semakin bersemangat
mengebor liang vagina Lhian.
“Anjingg, bangsaatt, perekk, loo, Lhian
ngentoott, gue entotin loo”.
Pak Bambang merancau tak jelas. Dan akhirnya
Pak Bambangpun berejakulasi di lobang
kemaluan Lhian, kemaluannya menyemburkan
cairan kental yang luar biasa banyaknya
memenuhi rahim Lhian.
“Aa, aakkhh, oohh”, sambil mengejan Pak
Bambang melolong panjang bak serigala,
tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah
keatas.
“Aoohh, oouuhh, bangsaatt, shitt, shitt”.
Lhian mengumpat sambil mendesah, tubuhnya
mengejang merasakan air mani Pak Bambang
membanjiri rahimnya. Puas sudah dia
menyetubuhi Lhian, rasa puasnya berlipat-lipat
baik itu puas karena telah mencapai klimaks
dalam seksnya, puas dalam menyetubuhi Lhian,
puas dalam merobek keperawanan Lhian dan
puas dalam memberi pelajaran kepada gadis
nomor satu di sekolah itu.
Lhian menyambutnya dengan mata yang secara
tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa gurunya
telah berejakulasi karena dirasakannya ada
cairan-cairan hangat yang menyembur
membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat
yang bercampur darah itu memenuhi lobang
kemaluan Lhian sampai sampai meluber keluar
membasahi paha dan sprei kasur. Lhian yang
menyadari itu semua, mulai menangis namun
kini tubuhnya sudah lemah sekali.
Setelah itu Pak Andi maju untuk mengambil
giliran. Kali ini Pak Andi mengangkat kedua kaki
Lhian ke atas pundaknya, dan kemudian dengan
tidak sabar dia segera menancapkan penisnya
yang sudah tegang ke dalam vagina Lhian. Pak
Andi masih mengalami kesulitan saat
memasukkan penisnya, meskipun vagina Lhian
kini sudah licin oleh sperma Pak Bambang dan
juga cairan vagina Lhian. Vagina Lhian masih
sangat sempit. Kembali vagina Lhian diperkosa
secara brutal oleh Pak Andi, dan Lhian lagi-lagi
hanya dapat berteriak kesakitan.
“Bangsatt, akkhh, bajingaann, sudahh, sudahh,
keparaatt”
Namun kali ini Lhian tidak berontak lagi, karena
dia pikir itu hanya akan membuat gurunya
semakin bernafsu saja.
Sementara itu Pak Andi terus memompa vagina
Lhian dengan cepat sambil satu tangannya
meremas-remas payudara Lhian yang bulat
kenyal dan tidak lama kemudian dia mencapai
puncaknya dan mengeluarkan seluruh
spermanya di dalam vagina Lhian.
“Ooohh, makan nih pejuh gue”.
Lhian hanya dapat meringis kesakitan, tubuhnya
telentang tidak berdaya di lantai. Walaupun
tangan dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi,
dan membayangkan dirinya akan hamil karena
saat ini adalah masa suburnya. Dia dapat
merasakan ada cairan hangat yang masuk ke
dalam vaginanya. Darah perawan Lhian dan
sebagian sperma Pak Andi mengalir lagi keluar
dari vaginanya.
“Hmmpphh, hhmmpp, oohhkk, oughh”, Lhian
menjerit dengan tubuhnya yang mengejang
ketika Pak Budi mulai menanamkan batang
kemaluannya didalam lobang kemaluan Lhian.
Matanya terbelalak menahan rasa sakit
dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat
sementara Pak Budi terus berusaha
menancapkan seluruh batang kemaluannya.
Memang agak sulit selain meskipun sudah
dimasuki dua penis tadi, usia Lhian juga masih
tergolong muda sehingga kemaluannya masih
sangat sempit.
Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Pak Budi
berhasil menanamkan seluruh batang
kemaluannya didalam vagina Lhian. Tubuh Lhian
berguncang-guncang disaat itu karena dia
menangis merasakan sakit dan pedih tak
terkirakan dikemaluannya itu. Diapun terus
memohon kepada Pak Budi agar mau
melepaskannya.
“Ahh, rasain loe, akhirnya aku bisa ngerasain
jepitan memek kamu sayang”, bisiknya ketelinga
Lhian.
“Oouuhh, Paakk, saakiitt, Paak, ampuunn”, rintih
Lhian dengan suara yang megap-megap.
Jelas Pak Budi tidak perduli. Dia malahan
langsung menggenjot tubuhnya memompakan
batang kemaluannya keluar masuk lobang
kemaluan Lhian.
“Aakkhh, oohh, oouuhh, oohhggh”, Lhian
merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot Oleh
Pak Budi, badannyapun semakin menggeliat-
geliat.
Otot-otot dinding vaginanya kuat mengurut-urut
batang kemaluan Pak Budi yang tertanam
didalamnya, karenanya Pak Budi merasa
semakin nikmat. Sambil memukuli perut Lhian
dengan tangannya, berharap agar vagina Lhian
mencengkram penisnya dengan lebih erat
karena lobang vagina Lhian semakin
mengendur.Tiba-tiba Pak Budi mencabut penisnya dan dia
duduk di atas dada Lhian. Pak Budi
mendempetkan kedua buah payudara Lhian
yang kecil dengan kedua tangannya dan
menggosok-gosokkan penisnya di antara celah
kedua payudara Lhian, sampai akhirnya dia
memuncratkan spermanya ke arah wajah Lhian.
Lhian gelagapan karena sperma Pak Budi
mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu
Pak Budi masih sempat membersihkan sisa
sperma yang menempel di penisnya dengan
mengoleskan penisnya ke payudara Lhian dan ke
puting susunya. Kemudian Pak Budi menampar
payudara Lhian yang kiri dan kanan berkali-kali,
sehingga payudara Lhian berwarna kemerahan
dan membuat Lhian merasa perih dan kesakitan.
Selanjutnya dua orang, Pak Joko dan Pak Dono
maju. Mereka kini menyuruh Lhian untuk
mengambil posisi seperti merangkak. Kemudian
Pak Joko berlutut di belakang pantat Lhian dan
mulai mencoba memasukkan penisnya ke
lubang anus Lhian yang sangat sempit.
“Gila nih cewek, bokongnya montok banget
kenyal lagi, lihat nih Tin paha si Lhian. Gempal,
gede, Putih banget. Bener kata Pak Bambang”
Kata Pak Joko.
“Ampuunn, jangan sodomi saya paakk, saya
mohoonn”.
Membayangkan kesakitan yang akan dialaminya,
Lhian mencoba untuk berdiri, tetapi kepalanya
dipegang oleh Pak Dono yang segera
mendorong wajah Lhian ke arah penisnya. Kini
Lhian dipaksa mengulum dan menjilat penis Pak
Dono. Penis Pak Dono yang tidak terlalu besar
tertelan semuanya di dalam mulut Lhian.
Sementara itu, Pak Joko masih berusaha
membesarkan lubang anus Lhian dengan cara
menusuk-nusukkan jarinya ke dalam lubang
anus Lhian.
“Akkhh, oohh, aahh, sshh, perihh, pakk”
Sesekali Pak Joko menampar pantat Lhian
dengan keras, sehingga Lhian merasakan
pantatnya panas.
“Gila nih perek, bokongnya gede tapi lobangnya
kecil banget” Kemudian Pak Joko juga berusaha
melicinkan lubang anus Lhian dengan cara
menjilatinya.
Lhian merasakan sensasi aneh yang tidak pernah
dia rasakan sebelumnya saat lidah Pak Joko
menjilati lubang anusnya. Ia berada dibelakang
Lhian dengan posisi menghadap punggung
Lhian.
Ketika lobang dubur Lhian agak terbuka, Pak Joko
menuang sebotol minyak goreng kedalam
lobang dubur Lhian. Setelah itu kembali
direntangkannya kedua kaki Lhian selebar bahu,
dan, “Aaakkhh.”, Lhian melolong panjang,
badannya mengejang dan terangkat dari tempat
tidur disaat Pak Jokol menanamkan batang
kemaluannya didalam lobang anus Lhian. Rasa
sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah
selangkangannya, dengan agak susah payah
kembali Pak Joko berhasil menanamkan batang
kemaluannya didalam lobang anus Lhian,
meskipun baru masuk setengahnya. Setelah itu
tubuh Lhian kembali disodok-sodok, kedua
tangan Pak Joko meraih payudara Lhian serta
meremas-remasnya.
Tidak lama kemudian Lhian kembali menjerit
kesakitan. Rupanya anusnya sudah jebol oleh
penis Pak Joko yang berhasil masuk seluruhnya
dengan paksa. Kini Pak Joko memperkosa anus
Lhian perlahan-lahan, karena lubang anus Lhian
masih sangat sempit dan kering. Ketika Pak Joko
menarik penisnya, mulut dubur Lhian ikut
tertarik sehingga terlihat monyong keluar. Lalu
Pak Joko menyodokkan lagi penisnya, sehingga
kini dubur pantat Lhian mengempot.
“Aaakkhh, ouughh, sakii..iitt, pak, periihh, akuu,
nggakk.. kuatt, pakk, periihh, sakiitt”.
Lhian menjerit keras sekali, ia baru saja
merasakan rasa sakit yang teramat-sangat yang
pernah dirasakannya. Pak Joko merasakan
kesakitan sekaligus kenikmatan yang luar biasa
saat penisnya dijepit oleh anus Lhian. Pak Joko
merasa penisnya lecet didalam pantat Lhian.
Kenikmatan yang terus-menerus dirasakannya
ketika menunggangi pantat Lhian. Tak terbayang
bagaimana wajah orang tua Lhian, jika
menyaksikan persetubuhan yang tidak
manusiawi yang dialami putrinya. Anak
perempuan yang mereka rawat dengan kasih
sayang hingga remaja dan dibiayai, sekarang
tubuhnya sedang menungging telanjang bulat,
pantatnya disodomi oleh gurunya sendiri.
Seperempat jam lamanya Pak Joko menyodomi
Lhian, waktu yang lama bagi Lhian yang
semakin tersiksa itu.
“Eegghh, aakkhh, oohh”.
Dengan mata merem-melek serta tubuh
tersodok-sodok, Lhian merintih-rintih, sementara
itu kedua payudaranya diremas-remas oleh
kedua tangan Pak Joko. Saat Lhian berteriak,
kembali Pak Dono mendorong penisnya ke
dalam mulut Lhian, sehingga kini Lhian hanya
dapat mengeluarkan suara erangan yang
tertahan, karena mulutnya penuh oleh penis Pak
Dono. Tubuh Lhian terdorong ke depan dan ke
belakang mengikuti gerakan penis di anus dan
mulutnya.
Kedua payudara Lhian yang menggantung
dengan indah bergoyang-goyang karena
gerakan tubuhnya diremas-remas dengan brutal
oleh Pak Joko. Lhian berteriak-teriak kesakitan.
“Aakkhh, oohh, oouhh, aammp, uunn, pakk”
Keadaan ini terus berlangsung sampai akhirnya
Pak Joko dan Pak Dono mencapai klimaks
hampir secara bersamaan. Pak Joko yang sudah
tidak tahan karena seret dan panasnya dubur
Lhian menyemburkan spermanya di dalam anus
Lhian, Lhian merasakan perih pada rongga
duburnya yang lecet tersiram sperma Pak Joko.
Dan Pak Dono menyemburkan spermanya di
dalam mulut Lhian. Lhian terpaksa menelan
semua sperma Pak Dono agar dia dapat tetap
bernafas. Lhian hampir muntah merasakan
sperma itu masuk ke dalam kerongkongannya,
namun tidak dapat karena penis Pak Dono masih
berada di dalam mulutnya. Lhian membiarkan
saja penis Pak Dono berada di dalam mulutnya
untuk beberapa saat sampai Pak Dono menarik
keluar penisnya dari mulut Lhian. Sebagian sisi
sperma Pak Dono yang tidak tertelan meluber
keluar bercampur dengan air liur Lhian.
Kemudian Pak Dono memaksa Lhian untuk
membersihkan penisnya dari sperma dengan
cara menjilatinya. Pak Joko juga masih
membiarkan penisnya di dalam anus Lhian dan
sesekali masih menggerak-gerakkan penisnya di
dalam anus Lhian, mencoba untuk merasakan
kenikmatan yang lebih banyak. Lhian dapat
merasakan kehangatan sperma di dalam lubang
anusnya yang secara perlahan mengalir keluar
dari lubang anusnya. Perih yang luar biasa
dirasakan lobang pantat Lhian yang lecet-lecet.
Setelah Pak Joko mencabut penisnya dari anus
Lhian, lalu Pak Dion mengambil kursi dan duduk
di atasnya. Dia menarik Lhian mendekati dan
mengangkat tubuh Lhian lalu memposisikan
mengangkangi penisnya menghadap dirinya.
Pak Dion kemudian mengarahkan penisnya ke
vagina Lhian, dan kemudian memaksa Lhian
untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga
seluruh penis Pak Dion langsung masuk ke
dalam vagina Lhian.
“Aohh, oouuhh, sakii..itt, udahh, Paak, ngiluu
paakk”, Lhian mengerang kesakitan.
Setelah itu, Lhian dipaksa bergerak naik turun,
sementara Pak Dion meremas dan menjilati
kedua payudara dan puting susu Lhian. Sesekali
Pak Dion menyuruh Lhian untuk menghentikan
gerakannya untuk menahan orgasmenya. Pak
Dion dapat merasakan vagina Lhian berdenyut-
denyut seperti memijat penisnya, dan dia juga
dapat merasakan kehangatan vagina Lhian yang
sudah basah.
Pak Dion masih belum puas. Dia memiringkan
tubuh Lhian lalu mengangkat kaki kanan Lhian ke
bahunya dan mulai menyodok-nyodokan
penisnya di liang kemaluan Lhian. Lhian
menahan sakit bercampur nikmat itu dengan
menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah,
wajahnya yang sudah penuh air mata dan
memar bekas tamparan itu tidak membuat iba
gurunya itu. Pak Dion tanpa kenal ampun
berkali-kali menghujamkan senjatanya dengan
sepenuh tenaga. Temannya yang gendut itu
juga menjilati payudara Lhian yang bergoyang-
goyang akibat irama pinggul Pak Dion, lidahnya
bermain-main di ujung putingnya yang sudah
sangat keras. Pak Dion tidak dapat bertahan
lama, karena dia sudah sangat terangsang
sebelumnya ketika melihat Lhian diperkosa oleh
para rekannya, sehingga dia langsung
memuncratkan spermanya ke dalam vagina
Lhian. Lhian kembali merasakan kehangatan
yang mengalir di dalam vaginanya.
Selanjutnya, Pak Gatot yang mengambil giliran
untuk memperkosa Lhian. Dia menarik Lhian dari
pangkuan Pak Dion, kemudian dia sendiri tidur
telentang di lantai. Lhian disuruh untuk berlutut
dengan kaki mengangkang di atas penis Pak
Gatot. Kemudian secara kasar Pak Gatot menarik
pantat Lhian turun, sehingga vagina Lhian
langsung terhunjam oleh penis Pak Gatot yang
sudah berdiri keras.
“Akkhh, aakkhh, oogghh,”. teriakan memilukan
keluar dari mulut Lhian.
Penis Pak Gatot, yang jauh lebih besar daripada
penis-penis sebelumnya meskipun tubuhnya
pendek yang memasuki vagina Lhian, masuk
semuanya ke dalam vagina Lhian, membuat
Lhian kembali merasakan kesakitan karena ada
benda keras yang masuk jauh ke dalam
vaginanya. Lhian merasa vaginanya dikoyak-
koyak oleh penis Pak Gatot. Pak Gatot memaksa
Lhian untuk terus menggerakkan pinggulnya
naik turun, sehingga penis Pak Gatot dapat
bergerak keluar masuk vagina Lhian dengan
leluasa. Kedua Payudara Lhian besar
menggantung bebas, naik turun seirama
tubuhnya.
Kemudian Pak Gatot menjepit kedua puting susu
Lhian dan menariknya ke arah dadanya,
sehingga kini payudara Lhian berhimpit dengan
dada Pak Gatot. Pak Gatot benar-benar
terangsang saat merasakan kedua payudara
Lhian yang kenyal dan hangat menempel rapat
ke dadanya. Melihat posisi seperti itu, Pak Joko
melepas ikat pinggangnya dan mulai
mencambuk punggung dan bongkahan pantat
Lhian beberapa kali.
“Akkhh, aakhh, damn, shitt”, Lhian kembali
merasakan perih luar biasa pada punggung,
pantat, dan pahanya.
Cambukan Pak Joko sangat keras sehingga
membuat garis lurus merah di kulit punggung
pantat, dan paha Lhian.
Walaupun cambukan itu tidak terlalu keras,
namun Lhian tetap merasakan perih dan panas
di punggung dan pantatnya, sehingga dia
berhenti menggerakkan pinggulnya. Merasakan
bahwa gerakan Lhian terhenti, Pak Gatot marah.
Kemudian dia mencengkeram kedua belah
pantat Lhian dengan tangannya, dan
memaksanya bergerak naik turun sampai
akhirnya Lhian menggerakkan sendiri pantatnya
naik turun secara refleks. Pak Gatot
mencengkram pinggul Lhian, lalu membuat
goyangan memutar sehingga ia merasakan
sensasi luar biasa dengan goyangan mengebor
Lhian itu.
“Oohh, sshh, shh”, Pak Gatot mendesah
kenikmatan, sambil merasakan pantat Lhian
yang empuk basah menduduki selangkanganya.
Ketika Pak Gatot hampir mencapai klimaks, dia
memeluk Lhian dan berguling, sehingga posisi
mereka kini bertukar, Lhian tidur di bawah dan
Pak Gatot di atasnya. Sambil mencium bibir
Lhian dengan sangat bernafsu dan meremas
payudara Lhian, Pak Gatot terus menggenjot
vagina Lhian. Tidak lama kemudian gerakan Pak
Gatot terhenti. Pak Gatot mencabut penisnya
keluar dari vagina Lhian dan segera
menyemprotkan spermanya di sekitar bibir
vagina Lhian. Kemudian dia menarik tangan
kanan Lhian dan memaksa Lhian untuk
meratakan sperma yang ada di sekitar vaginanya
dengan tangannya sendiri.
Setelah itu Pak Heru, guru kimianya maju
mengambil giliran memperkosa vagina Lhian. Ia
mengangkat kedua kaki Lhian dan
menyandarkannya diatas bahunya, Pak Heru
menempelkan kepala penisnya di mulut vagina
Lhian. Dengan kasar Pak Heru menyodokkan
Penisnya dengan keras kedalam liang peranakan
Lhian. Lalu ia mulai menggenjotnya. Hampir
sepuluh menit Pak Heru memompa vagina Lhian
dengan kasar, membuat vagina Lhian semakin
terasa licin dan longgar. Sebelum mencapai
puncaknya, Pak Heru mencabut penisnya dari
vagina Lhian dan memaksa Lhian untuk
membuka mulutnya lebar-lebar untuk
menampung spermanya. Setelah itu, Pak Heru
memaksa Lhian untuk berkumur dengan
spermanya dan kemudian menelannya. Semua
orang disitu tertawa senang melihat itu,
sementara Lhian menahan jijik dan rasa malu
yang luar biasa karena diperlakukan dengan hina
seperti itu. Kini wajah Lhian terlihat mBLenger
oleh sperma milik Pak Heru.
Semua posisi yang mungkin dibayangkan dalam
hubungan seks sudah dipraktekkan oleh para
Guru Lhian terhadap tubuh Lhian. Kali ini Lhian
tidak kuat lagi menahan orgasmenya yang ke 20,
dan dia mengalami orgasme hebat, namun tidak
sehebat yang pertama. Cairan Vaginanya sudah
mulai habis. Rongga vaginanya mulai
mengering, karena cairan vaginanya sudah
hampir habis dkeluarkan. Lhian merasakan sakit
luar biasa pada rongga vaginanya. Ditambah
penis para gurunya yang tak henti-hentinya
menyodok dan menggesek rongga vaginanya
yang kering, sehingga membuat rongga
vaginanya lecet dan sobek. Hanya darah dari
luka di rongga vaginanya lah yang membasahi
daging kemaluannya dan burung yang tengah
bersarang didalamnya.
Setelah delapan gurunya selesai memperkosa
dirinya untuk kesekian kalinya, Lhian akhirnya
pingsan karena kecapaian dan karena kesakitan
yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di
vagina, anus dan juga kedua buah payudaranya.
Lhian telah diperkosa secara habis-habisan
selama empat jam lebih oleh gurunya sendiri.
Dan semua kejadian itu direkam oleh Pak
Bambang.
lebih-lebih ketika posisi kedua tangan Lhian yang
terikat digantung keatas. Pak Andi menjilati dan
menciumi ketik Lhian.
“Mmuuahh, ketek lo montok banget sih, rasanya
asin tapi gurih dan baunya haruumm”
Liur pak Andi membasahi ketiak Lhian. Lhian
kembali disetubuhi dari 2 arah tentu saja lubang
anus dan vaginanya. Lhian kini hanya bisa
menggigit bibir sambil kakinya menendang-
nendang ke segala arah, sambil sesekali seperti
orang mengejan.
“Ouughh, arrkhh, ouhh, udah paa..ak perih,
sakiitt, ouughh, aa, akh”
Lhian terus berontak seperti orang kesetanan.
Karena dubur Lhian mulai mengering, Pak Andi
kembali membasahi dubur Lhian dan batang
penisnya sendiri dengan minyak goreng agar
licin. Pak Andi menyodomi Lhian untuk ke 4
kalinya. Dilanjutkan dengan Pak Joko lagi, yang
senang sekali main sodomi. Apalagi dapat pantat
semontok pantat Lhian, ia semakin bernafsu
menghancurkan anus Lhian (Anal Destruction).
Kemudian mereka kembali menelentangkan
Lhian di lantai, lalu mereka maju semua mencari
bagian-bagian tubuh Lhian yang bisa di gunakan
untuk memuaskan penis mereka. Pak Joko
memasukkan penisnya ke dalam mulut Lhian,
dan memaksa mengulumnya. Pak Bambang
menyarangkan Penisnya ke dalam memek Lhian
yang berdarah-darah. Pak Andi melesakkan
penisnya yang super besar dan panjang itu ke
dalam lobang pantat Lhian yang sudah hancur.
Pak Gatot menjepitkan penisnya di antara
belahan payudara Lhian, kemudian menggosok-
gosoknya sambil memelintir dan menarik puting
susu Lhian yang coklat mungil dan
membengkak. Pak Dono menaruh penisnya di
tengah-tengah ketiak kanan Lhian yang gemuk
putih dengan beberapa helai rambutnya, lalu
menjepitnya dan memaju mundurkan penisnya
di dalam jepitan ketiak Lhian. Sedangkan Pak
Budi melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukan Pak Dono dengan Menjepitkan
penisnya ke ketiak Lhian yang sebelah kiri.
Sedangkan Pak Heru Meraih tangan kanan Lhian,
kemudian memaksa tangannya mencengkram
penisnya lalu membantu tangan Lhian untuk
mengocoknya. Yang terakhir yaitu Pak Dion,
melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan
oleh Pak Heru dengan tangan Kiri Lhian.
Akhirnya Lhian yang sudah tidak kuatpun
pingsan, dengan Vagina dan anusnya yang
dalam keadaan rusak parah, dan terus
mengeluarkan darah, sisa sperma, dan sisa
cairan vagina dan duburnya. Kedua
payudaranya bengkak memerah dan lecet-lecet,
puting susunya yang coklat mungil sobek. Darah
dan sperma berceceran dimana-mana. Sudah
puas para guru tersebut, mereka membersihkan
diri lalu meninggalkan tubuh Lhian yang bugil
dan berlepotan darah dan sperma dalam
keadaan pingsan.
******
Setelah para guru Lhian pergi, muncullah
beberapa siswa pria di sekolah Lhian yang diam-
diam mengikuti gurunya. Ketika menemui tubuh
Lhian yang pingsan dalam keadaan telanjang
bulat. Mereka mulai memperkosa tubuh Lhian
yang masih tidak sadar. Satu diantara mereka
menelepon teman-temannya di sekolah. Sekitar
20 menit kemudian datanglah sekitar 40 siswa
laki-laki di sekolah Lhian. Lalu mereka mulai
menikmati tubuh Lhian secara bergantian
ataupun bersama-sama. Ketika sadar, Lhian
hanya bisa teriak dan memohon, ia tidak punya
cukup tenaga untuk melawan. Ia hanya bisa
menyaksikan dirinya diperkosa oleh teman-
temannya sendiri. Teman-temannya yang sudah
lama bermimpi bisa menyetubuhi Lhian,
akhirnya tercapai juga.
Setelah puas semua, mereka meninggalkan
tubuh Lhian yang pingsan lagi untuk kesekian
kalinya itu. Liang vaginanya sudah menganga
sangat lebar, merah membengkak, dan sudah
tidak berbentuk lagi. Dengan darah segar yang
terus mengalir dari lobang vaginanya. Lobang
duburnya pun sudah sangat lebar dengan
keadaan rusak parah dengan bentuk berantakan,
dengan darah, sperma dan cairan kekuningan
yang keluar terus menerus dari liang duburnya.
Dan dari sela-sela bibirnya mengalir sperma dan
air liur dari dalam mulutnya. Wajahnya tetap
cantik dengan masih mengenakan kacamata
selama ia diperkosa. Tetapi menampakkan
penderitaan yang begitu berat.
Karena merasa kasihan, beberapa temannya
mengantarkan Lhian ke kostnya. Lhian selalu
merasakan perih dan rasa sakit yang teramat
sangat ketika ia harus buang air kecil. Karena
liang pengeluaran air seninya masih bengkak dan
agak tertutup lipatan daging mulut vaginanya
yang sobek. Dan juga ketika buang air besar,
karena lobang duburnya membuka sangat lebar
dan belum mau menutup kembali. Jadi setiap
saat, anusnya mengeluarkan kotorannya tanpa
Lhian sadari.
******
Setelah peristiwa tersebut, Lhian terus mengunci
diri dalam kamar dan diam membisu ketika
ditanyai oleh teman ataupun keluarganya.
Beberapa hari kemudian Lhian pulang ke asalnya,
dan tinggal dengan ortunya. Lhian mengalami
shock berat, dan tidak bisa melanjutkan
sekolahnya. Sementara para guru yang
memperkosa Lhian, bebas beraktivitas karena
Lhian tidak berani memberi kesaksian. Lhian
terperangkap dalam trauma perkosaan itu untuk
selama hidupnya. Sedangkan para guru yang
memperkosanya masih sibuk mencari mangsa
siswinya yang lain.


Adult | GO HOME | Exit
1/1641
U-ON

inc Powered by Xtgem.com